Zulkifli bin Muhammad

Menuju Kebahagiaan

Kepastian?

Bismillah

 

Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillah

Washalatu Wassalam ‘Ala Nabiyyina Muhammad

 

Saudara dan saudariku di bumi Allah yang Allah Rahmati.

Banyak orang, disekeliling kita, atau bahkan kita sendiri, banyak terlena dan terbuai memikirkan berlarut-larut tentang hal yang tidak pasti…

Tapi, adakah suatu hal yang pasti…

Pasti terjadi…

Yang akan kita alami…

Yang wajib kita fikirkan dan menjadi ingatan dan perhatian?

 

Ada…dia adalah kematian…

Saya akan membawakan kisah nyata yang –insyaallah- bagus untuk dijadikan renungan. Kisah ini ditulis oleh dr. Khalid bin Abdul Aziz Al Jubair, SpJP (Semoga Allah merahmati beliau) seorang dokter di Saudi Arabia dalam buku kecilnya yang telah diterjemahkan dengan judul “Kesaksian Seorang Dokter”. Simaklah dengan tenang dan jangan terburu-buru kisah berikut, mudah-mudahan Allah memberi kita semua PetunjukNya dan Kekuatan menempuh jalan yang diridhoiNya –Amiin-

 

***

 

Sekitar Jam 5 pagi, salah seorang pegawai rumah sakit menghubungiku, “Salah seorang pasien anda yang akan menjalankan operasi pada hari ini telah melarikan diri”.

 

Saya katakan kepadanya, “Insyaallah Allah akan baik-baik saja, saya selalu mendoakannya”.

 

Dua minggu kemudian, ada seorang pemuda berumur kurang dari dua puluh tahun mencariku di luar ruang operasi, saya segera menemuinya, ternyata ia adalah pemuda yang melarikan diri dari operasi saat itu.

 

Saya bertanya, “Kamukah yang melarikan diri dari operasi dua minggu lalu?” ia menjawab, “Ya”.

 

Saya bertanya, “Kenapa anda melarikan diri?” Ia menjawab, “Saya takut mati”.

 

Saya bertanya lagi, “Kenapa anda takut mati?” Ia menjawab, “Karena saya belum siap.”

 

Saya bertanya, “Kenapa anda belum siap?” Ia menjawab, “Dorongan hawa nafsu dan setan”.

 

Saya bertanya, “Kapan anda siap? Atau kapan anda bisa mengendalikan hawa nafsu dan setan tersebut?” Ia menjawab, “Saya tidak tahu, akan tetapi saya selalu berdoa kepada Allah agar memberiku petunjuk.”

 

Saya berkata “Apakah anda yakin akan keluar dari kegelapan ini? Atau anda yakin besok anda masih menghirup udara segar –hidup-?” Dengan tersipu ia menjawab, “tentu saja tidak.”

 

Saya berkata kepadanya, “Dengarkanlah! Saya akan menceritakan satu kejadian kepadamu, semoga kamu dapat mengambil hikmah darinya.

 

Pada hari selasa waktu Ashar, saya mendatangi salah seorang teman untuk memberikan nasehat kepadanya agar selalu menjaga shalat. Setelah terjadi perdebatan yang panjang, akhirnya ia berkata kepadaku, “Wahai Abu Muhammad, jika kedatanganmu hanya untuk memperdebatkan ini, saya minta kamu membicarakan hal yang lain saja.”

 

Saya katakan kepadanya, “Wahai Abu Fulan, takutlah kepada Allah! Kamu tidak tahu kapan kamu mati! Bisa jadi kamu mati besok, sekarag atau mungkin beberapa jam lagi.”

 

Ia menjawab dengan congkak, “Aku masih muda, aku baru berumur empat puluh tahun, ayahku meninggal pada usia sembilan puluh tahun, sedangkan kakekku meninggal pada usia seratus tahun, saya masih segar bugar dan sehat, jika aku sudah berusia enam puluh tahun aku akan mendirikan shalat.”

 

Saya katakan “Takutlah kepada Allah! Kematian bisa mendatangimu kapan saja.” Ia menjawab dengan congkak seperti jawabannya tadi, akhirnya saya meninggalkannya dengan perasaan sedih.

 

Pada hari Rabu tepat jam sepuluh malam, salah seorang teman memberi kabar kepadaku, “Abu Fulan –orang yang berdebat denganku kemarin-, telah meninggal pada hari ini waktu Ashar, dalam satu kecelakaan lalulintas di suatu jalan di wilayah Dammam, dan kami ekan menyalatinya besok hari Kamis waktu Zuhur.”

 

Berita tersebut sampai ke telingaku bagaikan petir yang menyambar. Saya sangat menyayangkan keadaannya, terasa masih hangat di dalam benakku apa yang ia bicarakan, apa yang ia perebatkan karena kecongkakannya. Saat itu ia mengharapkan hidup dua puluh tahun lagi untuk mendirikan shalat, akan tetapi ia hanya diberi kesempatan dua puluh empat jam saja, sekarang apa yang akan anda katakan?”.

 

***

 

Subhanallah?

Adalagikah waktu kita berfikir?

Saudaraku Saudariku… sekarang, bisakah anda memejamkan mata tanpa khawatir jangan-jangan anda menutup mata dan tidak bisa membukanya kembali…

Atau…

 

Anda mati…

 

Allah Ar Rahman berfirman :

 

New Picture

“… dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Luqman 34)

 

New Picture (1)

 

Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa”. barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Al Kahfi 109-110)

 

Apakah anda terbayang…

 

Jika anda mati dalam keadaan buruk…

 

 

Anda mati ketika mendengarkan musik?

Anda mati berduaan dengan pacar anda?

Anda mati ketika merokok?

 

Atau anda mau bila

 

Anda ketika membaca Al Qur’an dengan khusyu?

Anda mati ketika berduaan dengan Allah dalam keheningan malam dalam tahujjud dan witir?

Anda mati ketika berdakwah dijalan Allah?

 

 

Semoga Allah menjadikan kita mati dalam istiqomah sebagaimana yang kita pinta minimal 17x sehari (Salah satu kandungan Surat Al Fatihah)

 

Wallahu’alam

Barakallahufikum

Walhamdulillah,

Washalawatu Wassalam ‘Ala Nabiyyina Muhammad

 

Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

 

 

Zulkifli bin Muhammad

Leave a comment

Information

This entry was posted on January 18, 2013 by .

Navigation